Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Kopi Solong*

Kawan pengusaha kafe dan kopi di Banda Aceh bercerita saat saya mengunjungi salah satu kafenya. Di cabang kafenya yang paling baru itu ada para pedagang makanan.  Ada nasi lemak, pecel lele, dan martabak. Masih ada dua lagi yg sedang dipersiapkan.  Para pedagang itu mitra kafe, mereka tinggal masuk, membawa peralatan dan bahan2 kuliner saja.  Gerai untuk berjualan telah disediakan. Biar standar semua, baik bentuk, penataan, kebersihan, sampai pada tulisan beserta hiasannya.  Gerai2 itu berbanjar seperti menyambut para tamu sebelum masuk kafe. Meriah tapi bersih.  Lantas bagaimana pembagian keuntungannya? Berapa sewa per gerai. Ini yang menarik.  Para pedagang hanya diminta menyisihkan 7℅ saja dari keuntungan hariannya. Kok kecil amat dan tanggung amat.  Kenapa ga dibulatkan 8, 10 atau 15, ato 20 saja? Apa ga rugi? Apa nutup?  Menurut kawan tadi, justru malah untung. Biaya sewa bulanan malah ketutup dari gerai2 makanan itu.  Bahkan masih ada sisanya utk bayar pajak, listrik, air, langga