Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2020

Musim Poster (Datang) Lagi

Jalan yang biasa kami lalui mulai ramai kembali. Tembok-tembok, batang pohon, papan iklan, dan semua yang memiliki permukaan yg bisa ditempel, tenggelam dalam lautan poster. Poster jelek yang membosankan. Hanya muka yang berbeda tapi gaya dan jualannya masih sama. Wajah-wajah di poster selalu tertawa atau tersenyum. Memang kelihatan pada ganteng dan cantik. Entah dibuat gitu atau memang aslinya gitu. Tapi tak mungkinlah semua pada begitu. Lagi pula tampilan fisik tak menjadi syarat untuk jadi itu. Tampilan fisik hanya usaha agar yang memilih berkenan. Mungkin menurut mereka masyarakat lebih menyukai orang yang ramah dan baik. Perimeter spekulatif dua hal itu adalah senyum. Entah rumus dari mana. Jadi ingat foto bayi montok yang selalu tersenyum tanpa dosa sambil gedek2 kepala di jam dinding... he he Di antara ratusan poster muka yang menggantikan fungsi rambu lalin dan hijaunya pepohonan terselip satu gambar ganjil. Ganjil kerana tampil "aneh"

Bukan Cerita Hantu*

"Ayah temenin dari kasur aja, ya, Ray? Ga usah di samping Aray". Kataku sambil terkantuk-kantuk ketika diminta Aray tidur menemaninya di kasur kecil di bawah. Dia biasa minta dikawani kalau menonton kanal Youtube Kids kesukaannya. Sepertinya dia takut. Mungkin masih terbayang tontonan seram yang sering tak sengaja dilihatnya. "Iya, Yah. Nanti kalau ada hantu, nih , Ayah teriak aja dari sana: woi.. ngapain , kamu! Terus hantunya kaget dan langsung bilang: maaf, maaf, maaf," kata Aray sambil bersedekap menirukan gaya hantu minta maaf. Aku tergelak membayangkan hantu yang seram terbungkuk-bungkuk bersedekap minta maaf karena ketahuan mau menggodanya. Mengenai hantu, kalau benar, yang suka menakuti anak-anak saya teringat film keluaran Pixar tahun 2001, Monster Inc. Film itu bercerita tentang kota para hantu lucu yang listriknya ditenagai dari teriakan anak-anak. Pekerjaan para hantu di sana adalah menakuti anak-anak agar menjerit. Energi jeritan anak itu digu

Bill Gates di Rumah Makan Padang

Sejak 2017 Bill Gates telah mendonasikan semua sahamnya di Microsoft yang telah menjadikannya orang terkaya di dunia, bergantian dengan bos Amazon, Jeff Bezos. Gates menyisakan satu persen saja untuk dirinya. Satu persen saham Microsoft, yang konon total nilai pasarnya mencapai USD1 triliun, sama dengan Rp138,5 triliun. Cukup untuk membeli delapan skuadron pesawat F-16 blok 52 untuk menakut-nakuti Cina di Natuna.  Gates dan beberapa orang superkaya di Amerika seperti tengah mengalami " aufklärung " dan tersadar bahwa sistem kapitalis telah menempatkan mereka di posisi yang sangat tinggi dan tak seharusnya. Terlalu tinggi untuk dijangkau pajak. Sistem itu membuat mereka semakin kaya, sehingga jarak antara kaumnya dengan para pekerja seperti jarak antara pucuk antena satelit dengan dasar sumur. Kompas.money.com pada 4 Januari 2020 lalu, mengutip curhatan Gates: "Sebagai pengusaha kita harus memberikan saham kepada setiap orang yang bekerja untuk kita. Titik. Tida