Kepercayaan mempersembahkan sesuatu ketika mendirikan bangunan dan semacamya sudah lama dikenal dan dilakukan. Contoh paling mudah dalam membangun rumah, kita biasa "mempersembahkan" setandan pisang, entah untuk siapa. Meskipun, sering diperhalus dengan menjelaskan bahwa makna filosofisnya lebih kuat, tetap saja unsur persembahan masih melekat. Melalui persembahan berupa setandan pisang, misalnya, secara filosofis dapat dimaknai rezeki pemilik rumah akan banyak dan bermanfaat persis buah pisang. Bisa juga dianggap sebagai harapan agar dikaruniai anak banyak. Semakin besar bangunan, semakin besar pula persembahannya. Dalam pembangunan gedung atau jembatan, persembahannya bahkan tidak tanggung-tanggung. Waktu kecil saya sering diingatkan teman-teman untuk tidak bermain terlalu jauh atau bermain sendiri pada waktu tertentu. Waktu itu biasanya pada saat pemasangan pancang pembangunan jembatan atau gedung bertingkat. Konon, untuk memperkuat bangunan kepala anak-an...
Coret-coretan yang lahir gegara "dikutuk" berdiri lama di kereta