Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Amin dan Aamiin

Suatu ketika saya dikritik oleh sesama anggota grup WA karena mengamini doa dengan salah. Salah, karena tulisan "amin" saya kurang huruf, sehingga mudah disalahartikan. Seharusnya "aamiin" katanya. Entah disalahartikan oleh sesama pembaca atau oleh Allah. Padahal saya mengamini utk berdoa pada Tuhan yang Maha Mengetahui dan Maha Berilmu, bukan kepada sesama anggota grup. Pada kesempatan lain di grup sebelah. Sebagai pembaca senyap ( silent reader ), saya mengikuti obrolan tentang pakaian. Seorang kawan mengunggah fotonya sedang berjubah dan bertopi haji sambil mengajak kami berpakaian   secara islami. Anggota grup lain membalas dengan foto yg sama: berjubah dan berpeci plus bersurban. Saya belum yakin apakah benar pakaian islami itu jubah dan peci? Beberapa saat lalu, kami pergi membesuk anak kawan di rumah sakit. Kawan tadi adalah keluarga Katolik Jawa. Waktu rombongan kami datang, kawan tadi sedang bersama keluarga besarnya.  Setelah berbasa-basi sej...

Berakan

Dalam perjalanan ke Telaga Pelangi, Cisauk, si Abang bertanya,"Berakan itu artinya apa, Yah? "Mana? saya balik bertanya. "Itu", jawabnya sambil menunjuk sebuah plang sederhana yang mencuat di tengah- tengah tumpukan pasir dan batuan di sebelah kiri jalan. Di plang papan tripleks butut itu tertulis samar-samar ala kadarnya dng cat yg hampir sama tidak jelasnya dengan warna latar tripleks: menerima berakan! Setelah mengerenyitkan dahi beberapa saat saya jawab dengan hati-hati. Saya coba menerangkan dari sisi bahasa dulu agar lengkap. Dari sisi istilah, kata itu sangat memenuhi konsep yg diinginkan, sederhana, mudah diingat, berkonotasi sama, dan tentu saja fonotaktis atau mudah dilafalkan, terang saya. Ada hal lain yg saya terangkan tidak semudah sisi bahasa, yaitu sisi konsep, definisi, dan rumpang leksikal yang diisi oleh istilah itu. Saya berusaha berhati-hati sekali karena tidak ingin anak saya salah paham atau benar paham tapi salah menilai atau b...