Salah
satu grup musik rock jadul yg saya sukai adalah Led Zep (Led Zeppelin). Di
antara sekian banyak hitnya, ada satu lagu yg paling sering saya dengarkan.
Lagu itu unik, musiknya tak umum, mirip-mirip musik kontemplasi. Iramanya monoton
macam musik perang, tapi ditingkahi irama padang pasir, India, dan sebagainya. Warna suara
vokalisnya yang melengking-lengking menyempurnakan keunikan lagu yg satu itu.
Lagu Led
Zep itu berjudul Kashmir, berkarakter balada dan bergenre rock progresif. Lirik
lagu bercerita tentang perjalanan menembus lahan tandus dan gersang yang
terinspirasi dari perjalanan grup band ke salah satu wilayah di utara Maroko.
Bukan di utara India, tempat Kashmir berada. Musiknya kuat dan berwarna langka,
mungkin karena ada unsur irama Timur Tengah dan Hindustan di sana.
Di salah
satu bait lirik lagu Kashmir, Robert Plant, sang vokalis tanpa sengaja
melengkingkan peringatan:
"They
talk of days for which they sit and wait and all will be revealed". Kenapa
peringatan?
Tahun
1954, konstitusi dan perjanjian tentang Kashmir disepakati serta ditandatangani
oleh India dan Pakistan setelah perang 30 tahun. Kashmir sangat beruntung
karena India menghormati haknya. Hak-hak Kashmir diberikan melalui otonomi
khusus.
Kashmir
mendapat banyak privelese: hak membuat konstitusi sendiri, mengatur semua
urusan otonomi sendiri, sampai hak memiliki bendera berbeda dari India punya.
Hanya urusan luar negeri dan pertahanan yang menjadi urusan India. Kashmir
puas, awas dan wawas dilepas. Sampai datang hari nahas: semua terungkap. All will be revealed, seperti diingatkan Plant
tahun 1974.
Pada hari
itu, Senin 5 Agustus 2019, tatus otonomi Kashmir dicabut. Seluruh privelese
Kashmir otomatis tercerabut. Kashmir, satu-satunya wilayah muslim di India--yg
rawan konflik agama--disamakan statusnya dengan wilayah Hindu lain di India.
Tidak lagi istimewa. Melalui pencabutan hak tersebut partai penguasa melalui
pemerintah India akan melakukan penetrasi ke Kashmir.
Dulu ada
undang-undang yang melarang orang luar membeli tanah di Kashmir utk menjaga
budaya, tradisi, dan cara hidup mereka yg unik dibandingkan daerah India lain, namun sekarang semuanya menguap dengan pencabutan hak otonomi. Pemerintah India
menjanjikan kesejahteraan ekonomi sebagai kompensasi atas pencabutan tersebut.
Mungkin kekayaan alam Kashmir yang membuat India tega mengkhianati perjanjian
yg ditekan melalui darah dan air mata itu.
Lagu
Kashmir tadi, walaupun sangat terkenal dan menjadi warisan musik rock klasik
dunia seperti Stairway to Heaven, diciptakan tanpa mengetahui Kashmir langsung.
Mungkin mirip-mirip Karl May dengan Winnetou-nya yang terkenal. Anggota Led Zep
belum ada yg pernah ke Kashmir saat itu. Pengetahuan mereka berdasarkan pada
berita di koran dan tv belaka tentang perebutan Kashmir antara India dan
Pakistan yang bersaudara.
Plant, si
penyanyi, pernah berjanji akan ke Kashmir, kalau ada perubahan besar melanda
dirinya. Perubahan besar tidak melanda Mr Plant tapi, yg jelas melanda
Kashmir. Entah jadi atau tidak Mr Plant mengunjungi Kashmir setelah perubahan
besar? Seandainya Plant menepati janjinya, lalu tercipta lagu Kashmir jilid
kedua, akankah lagu itu lebih fenomenal dari yg pertama?
...
Mama,
mama, ain't no denyin', no denyin'
All I see
turns to brown
As the
sun burns the ground
And my
eyes fill with sand
As I scan
this wasted land
Try to
find, try to find what I feel
...
Komentar
Posting Komentar